Sunday, July 17, 2011

WISDOM OF GONTOR

Judul Buku : Wisdom of Gontor
Penulis : Tasirun Sulaiman

Penerbit : PT Mizan Pustaka

Cetakan I : September 2009
Tebal : 230 halaman


Siapa yang tidak mengenal Gontor. Mayoritas penduduk Indonesia, khususnya yang muslim sudah mengenal nama tersebut. Sebuah pondok pesantren yang pusatnya terletak di Ponorogo Jawa Timur. Walaupun pondok modern yang didirikan 1926 ini tempatnya di daerah terpencil dan diapit oleh dua pegununngan di kawasan selatan kota Ponorogo. Tapi kesunyian dan keterpencilan itu tiba-tiba menggema dan menggemuruh khususnya di tanah air Indonesia.


Seiring berjalannya waktu, kemudian nama Gontor menjadi semakin kian riuh dengan munculnya tokoh-tokoh, seperti Dr. Nurcholis Madjid, Kafrawi ridwan MA., Penasehat Golkar Pusat, Dr. Hafidz Basuki, esin penggerak Depag, Emha Ainun Nadjib, yang melesat dengan lautan jilbab hingga Kiai Kanjeng, Habib Chirzin, budayawan kondang asal kota Budeg dan KH. Hamam Ja’far dengan pesantren Pabelan yang melejit dengan Dr. Komaruddin Hidayatnya.
Setelah itu muncul meteor-meteor baru Gontor menghambur dengan hebatnya. Langit-langit Indonesia menjadi taman meteor yang menyenangkan tapi juga meletupkan suatu kekaguman yang tersimpan di balik dada. Dr. Hidayat Nur Wahid, Ketua MPR RI, Din Syamsuddin, Ketua PP Muhammadiyah, KH. Hasyim Muzadi, Ketua PP NU, Maftuh Basyuni, Menteri Agama, dan banyak lagi yang sekelas doktor yang menjadi penggerak dan pendobrak perjuanngan bangsa Indonesia.
Gontor dengan rupa dan pernak-perniknya telah memberikan pesona dan kekaguman tersendiri. Apalagi ketika peristiwa 11 September 2001 yang mengguncang dunia dan membuat Gorge Bush yang pernah singgah di hotel Salak, Bogor menjadi berang. Perang melawan teorisme pun dideklarasikan lalu orang-orang pun kaget sekali ketika Kiai Abu Bakar Ba’asyir disebut-sebut sebagai amir dari Jama’ah Islamiyah dan dituduh terlibat di balik bom-bom yang meledak di Indonesia. Dan Kiai Abu Bakar Ba’asyir adalah alumni Gontor. Fakta membuktikan bahwa Hidayat Nur Wahid dan beberapa alumni Gontor lain yang senior tidak takut-takut menyambangi Ba’asyir yang saat itu menjadi tahanan kepolisian. (hal. 21)
Namun apapun rupa bentuk alumni Gontor, tetap masih ditemukan sebuah warna yang masih bisa ditarik benang merahnya. Benang merah tersebut bersumber dari wisdom atau kearifan yang diajarkan Gontor, baik dari sikap dan keteladanan KH. Ahmad Sahal maupun KH. Imam Zarkasyi atau ajaran yang menjadi visi Gontor yang menyerupai semangat kebersamaan walaupun berbeda golongan, yang kemudian tercantum dalam motto Gontor “berdiri di atas dan untuk semua golongan”.
Buku Wisdom of Gontor yang ditulis oleh alumnus Gontor sendiri, Tasirun Sulaiman ini hadir untuk menjadi kesaksian yang bisa memberikan pemandangan dan lanskap serta nuansa baru bagi mereka yang ingin melihat Gontor. Atau bagi yang pernah belajar di sana, bisa saja buku ini membangkitkan nostalgia untuk mengenang dan mengingat kembali masa lalunya ketika berada di Gontor. Yang kemudian bisa dijadikan motivator kembali untuk mendapatkan sebuah kearifan sebagaimana yang telah diajarkan Gontor.
Buku ini telah banyak mendapatkan komentar baik dari alumni senior Gontor sendiri ataupun dari tokoh-tokoh yang lain. Pasalnya, memang benar Gontor telah mengajarkan nilai-nilai religiusitas dan humanitas di tengah-tengah perbedaan umat. Misalnya pengakuan Hidayat Nur Wahid, “moto dan Panca-Jiwa adalah ruh Pondok Modern Gontor. Trimurti, pendiri Gontor alm. KH. Ahmad Sahal, alm. KH. Zaenuddin Fananie, dan alm. KH. Imam Zarkasyi telah mencontohkan dalam amalan. Saya secara pribadi sangat terkesan dengan moto dan Panca-Jiwa. Dan kita dapat membacanya di buku Wisdom of Gontor ini”.
Hal menarik yang terdapat dalam buku ini adalah penjelasan tentang kearifan-kearifan yang ada di Gontor. Baik dalam perkataan-perkataan yang dilukis di atas dinding kelas ataupun dari berbagai aktivitas yang dilakukan oleh para santri dan astatidz dan para pembimbing yang ada di Gontor. Boleh dikatakan buku ini adalah sebuah gudang penyimpanan yang berisi kearifan-kearifan (wisdom) yang ada di pondok tersebut.
Ada sebuah cerita menarik. Suatu kali, siswa akhir dari suatu angkatan di Gontor , yang memiliki keahlian membuat letter atau kaligrafi, menghiasi gedung aula pertemuan dengan tulisan yang mengejutkan “berbuat baik jangan sekali, berbuat buruk baik sekali” Tulisan yang menghiasi ruang pertemuan itu tentu saja mematik dan mengejutkan setiap orang yang melihatnya. Tidak saja dari kalangan siswa, tapi guru dan pemimpin Gontor saat itu. Berbuat buruk baik sekali? Tentu saja pernyataan itu sepintas dan selayang pandang membuat orang terprovokasi dan memberontak. Tapi, jika direnungkan, tulisan kreatif tersebut memberikan makna yang dalam. Dia ingin berpesan: “Kalau memang pernah berbuat buruk, maka cukuplah sekali saja!” tapi apabila kalimat yang kedua yang dipilih tentulah kurang gagah. (hal. 37)
Apa maksud di balik pernyataan di atas?. Pernyataan di atas sangat sederhana namun mengandung makna yang mendalam. Artinya, bahwa untuk berbuat baik jangan hanya sekali saja. Pasalnya, untuk menjadi orang baik tidak cukup dengan kebaikan yang dikerjakan hanya sekali saja, akan tetapi butuh kontinuitas. Sedangkan berbuat buruk cukuplah hanya sekali. Jangan sampai diulang-ulang berkali-kali. Tidak dapat dipungkiri memang, karena manusia tak ada yang pernah luput dari salah dan dosa. Adapun pesan utama dari pernyataan di atas adalah, “jadilah orang baik”.
Pada intinya, buku ini merupakan sebuah kesaksian tentang pendidikan di Pondok Pesantren Modern Gontor. Berbagai macam kearifan diangkat dalam buku ini, mulai dari kisah-kisah lucu hingga nasehat-nasehat berharga dari para pendiri dan asatidz di Gontor. Menariknya lagi, buku ini ditulis dan dikemas dengan bahasa yang sangat sederhana sehingga akan memudahkan pembaca untuk mencerna isinya. Agar lebih tahu secara mendalam tentang kearifan apa saja yang ada di Gontor, pembaca bisa lebih dalam lagi menelusuri isi buku ini.
Selengkapnya...

DRAMA INDONESIA

Drama Indonesia Slideshow: Royun’s trip from Jakarta, Java, Indonesia to Bogor was created by TripAdvisor. See another Bogor slideshow. Take your travel photos and make a slideshow for free.