Thursday, July 14, 2011

Menantang Takdir; Perempuan Pencari Cinta

Judul : Menantang Takdir; Perempuan Pencari Cinta
Penulis : Memed Gunawan
Penerbit : Yayasan Anak Petani

Dalam masyarakat beradab, perempuan menempati posisi tinggi yang dihormati dan diagungkan. Dia menjadi lambang keadilan, kearifan, budi luhur dan keteladanan. Perempuan atau ibu menjadi lambang awal segala keberadaan, sumber semua kejadian, yang mengasuh, mengayomi dan melanjutkan kehidupan. Kata “ibu” menjadi sakral dalam bahasa apapun di dunia.
Lihatlah betapa kuat arti ungkapan “Matematika Adalah Ibu Segala Ilmu” atau tanah air kita disebut “Ibu Pertiwi”. Dia dihormati dan diistimewakan lebih dari apapun sehingga kata Nabi seorang anak harus minta maaf kepada ibunya berkali-kali sebelum melakukannya kepada bapaknya. Karena begitu istimewanya maka diciptakan Hari Ibu, disediakan bus khusus untuk perempuan, ada keharusan mendahulukan perempuan atau Lady First, dan disediakan tempat parkir khusus untuk perempuan di mall.

Anggapan bahwa perempuan itu lemah juga tidak sepenuhnya benar. Sebutan perempuan diperlakukan sebagai kodratnya bukanlah berarti perempuan lemah. Arkeolog menemukan bukti bahwa pada zaman purbakala diperkirakan secara fisik perempuan lebih kuat dari pada laki-laki karena ternyata fosil tulang tangan perempuan lebih besar. Di dunia moderen pun perempuan berkuasa, menjadi negarawan dan menempati posisi tertinggi. Dia adalah Ratu. Di dunia satwa dikenal Kuda Betina yang binal dan Singa Betina yang sangar. Juga Ratu Lebah yang menempati posisi istimewa. Sementara sang ratu lebah disediakan royal jelly, madu istimewa untuk makanannya, lebah jantan dibunuh beramai-ramai oleh tentaranya sendiri setelah melakukan tugasnya membuahi Sang Ratu.

Di balik itu, pada komunitas tertentu, di zaman beradab ini terjadi kesedihan bertubi-tubi dialami kaum perempuan mulai dari perlakuan yang menyakitkan perasaan sampai penyiksaan fisik yang mencelakakan. Dunia membelanya tapi nasib mereka tidak banyak berubah. Ketika pengaduan mereka tidak ada yang menanggapi, nasib dan qodar dituding menjadi kambing hitam. Perempuan dilecehkan, direndahkan dan bahkan diperdagangkan. Ketika perempuan menyandang status “janda”, pandangan masyarakat langsung berubah, seolah mereka manusia kelas dua. Padahal perubahan status itu bukan kehendaknya.

Kecantikan tubuh tidak selamanya menjadi kelebihan bagi perempuan untuk berkiprah lebih baik dalam menjalani kehidupannya. Hidupnya ditentukan oleh banyak pihak. Itulah yang dihadapi Yuan dalam kisah ini. Ternyata kecantikan betul-betul hanya sebatas kulit. Perempuan cantik membawa ujian yang mahabesar akibat kecantikannya, karena keperempuanannya, dan karena dunia sekelilingnya.

Banyak permasalahan yang dihadapi setiap manusia, berbeda-beda macam dan kadarnya, tetapi yang pada umumnya terjadi, sikap orang lain terhadap seorang manusia tergantung pada sikap manusia itu dalam merepresentasikan dirinya di hadapan orang lain. Sikap orang lain hanyalah pantulan cermin dari sikap dirinya sendiri kepada orang lain. Kecuali nasib menentukan lain.

1 comment:

DRAMA INDONESIA

Drama Indonesia Slideshow: Royun’s trip from Jakarta, Java, Indonesia to Bogor was created by TripAdvisor. See another Bogor slideshow. Take your travel photos and make a slideshow for free.